Wednesday, October 24, 2007

Kesabaran

Paling gampang, kita bilang (khususnya saya) "yang sabar ya..." kepada rekan, sahabat, anak, mertua dan siapa pun yang kita hadapi. Namun situasi barangkali akan berbalik ketika itu terjadi pada diri kita.

Lalu apa yang sebaiknya kita perbuat?

Yang pertama, pada saat kesadaran kita masih ada, maka hakikat kesabaran harus kita cari dahulu. Sabar menurut bahasa manusia barangkali ada batasan yang jelas. Oleh karena tak heran jika seseorang mengatakan"ini sudah melewati batas kesabaran saya," "kesabaran saya sudah habis," "saya sudah cukup bersabar selama ini."
Seseorang yang dalam doa-doanya selalu berharap akan sesuatu bisa terjadi dalam waktu yang dia harapkan, namun apa yang dia harapkan tersebut tidak terjadi; lantas orang tersebut mengatakan "kok Allah tidak mengabulkan doa saya ya?"
Kata-kata yang terlontar tersebut diatas, kalau kita cermati justru mengindikasikan bahwa seseorang telah gagal dalam ujian kesabarannya. Ternyata sabar menurut bahasa Allah itu tidak ada batasannya!

Yang kedua, salah satu kunci penting di dalam melatih kesabaran kita adalag ikhlas terhadap apa yang tidak kita kehendaki atau harapkan. Menerima dengan lapang dada kenyataan yang harus kita hadapi. Sedikit saja keikhlasan kita berkurang, maka potensi untuk menjadi tidak sabar akan terjadi.

Hendaknya di dalam doa dan kehidupan sehari-hari, kita bisa menunjukkan setidaknya kepada diri kita dan tentunya Allah, bahwa kita bisa menerima sesuatu kenyataan dengan ikhlas dan lapang dada. Persoalan doa yang menurut kita tidak dikabulkan sebenarnya adalah masalah waktu dan hak prerogratif Allah. Allah lah yang maha tahu kapan kita layak mendapatkan sesuatu. Harus diyakini bahwa apa yang kita dapatkan saat ini adalah sudah sesuai dengan takaran Allah.

Terkabulnya doa bisa bermacam-macam. Ada doa yang langsung dikabulkan oleh Allah. Kedua ada doa yang dikaulkannya di kemudian waktu. Dan yang ketiga, ada doa yang dikabulkan dalam bentuk lain - karena sekali lagi ini adalah hak prerogratif Allah.

Yang ketiga, senantiasa berprasangka positif atas setiap kehendak Allah. Segera berinterospeksi bisa menjadi salah satu cara untuk melatih prasangka positif kita. Setidak nyaman apapun kondisi kita, harus diyakini dengan pemikiran bahwa di luar sana masih banyak orang yang lebih kurang beruntung daripada kita.

Yang keempat, kita (khususnya saya) senantiasa bertaubat atas masa lalu kita.

Mudah-mudahan bermanfaat dan memberikan inspirasi dalam kehidupan kita.

No comments: